Wednesday, September 25, 2013

Sisi Lain Kota Jakarta

Saat ini saya sedang menempuh pendidikan magister saya di Universitas Indonesia (UI), mempunyai kesempatan kuliah di universitas yang sedang berbenah menjadi kampus riset yang go internasional serta hidup dan tinggal di ibu kota adalah impian saya semenjak sejak dulu. Pertama kali saya menginjakkan kaki di kampus yang berlokasi di Depok dan memiliki 6 danau dan luasnya mencapai 300 Hektar ini, saya merasa suasanya sangat asri, kiri kanan ruas jalan terdapat banyak pohon besar yang  menyediakan cukup stok udara segar bagi kami pejalan kaki. Di sini, banyak sekali mahasiswa yang lebih memilih jalan kaki di seputaran kampus meskipun jaraknya tidaklah dekat antara satu gedung dengan gedung lainnya, kalaupun sesekali malas jalan kaki, kampus menyediakan Bikun alias Bis Kuning yang bisa diakses setiap kurang lebih 5 menit sekali, atau pilihan lainnya mahasiswa diperbolehkan meminjam sepeda kuning yang disediakan oleh kampus yang disertai jalan khusus bagi pengayuh sepeda (bike way) yang berjarak total 20 killometer ini. Kedua fasilitas umum ini free bagi penghuni kampus, hanya saja khusus untuk sepeda kuning, mahasiswa diwajibakan untuk meninggalkan kartu mahasiswanya (KTM) terlebih dahulu sebelum menggunakan sepeda kuning tersebut yang bisa digunakan sepanjang hari di pekarangan kampus. Universitas Indonesia sendiri pada akhir tahun 2011 yang lalu dinobatkan sebagai kampus terhijau di Indonesia dan menduduki peringkat ke-22 dalam 30 besar di dunia menurut “UI Green Metric of World Universitites 2011”, UI juga memiliki perpustakaan raksasa seluas 30.000 meter persegi yang ramah lingkungan (eco friendly), yang bagian atas atapnya ditutupi oleh rumput hidup guna mendinginkan ruangan di dalamnya sehingga dapat mengurangi sampai 15% penggunaan alat pendingin. Hal ini juga diharapkan akan mampu mengurangi efek rumah kaca yang terjadi akibat global warming.  Ditambah lagi, adanya larangan merokok di sekitar kampus yang diatur dalam Surat Keputusan Rektor UI Nomor 1805/SK/R/UI/2011. Ini menunjukkan adanya keseriusan pejabat kampus menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk penghuni kampus. Nah bagi yang ingin kuliah di tempat yang bergengsi tapi tidak ingin jauh-jauh sepertinya Universitas Indonesia adalah tempat yang cocok.

 Kehidupan di kota Jakarta sendiri, mungkin banyak orang lebih mengenalnya sebagai kota yang sarat dengan problematika sosialnya seperti macet, banjir, individualis, dan premanisme, padahal di sisi lain, Jakarta menyimpan banyak cerita dan pastinya sangat menarik untuk dikunjungi. Banyak juga hal-hal positif yang bisa kita temukan di sini, seperti antusias masyarakatnya bila kita menanyakan alamat suatu tempat, ini pastinya jauh dari kesan individualis, hal ini mungkin dikarenakan lebih dari sebagian penduduk ibu kota adalah pendatang, seperti yang tercatat pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI bahwa jumlah pendatang di Jakarta sampai tahun ini mencapai 54.757 jiwa yang memilih untuk tinggal dan menetap di Jakarta, jadi wajar rasanya bila ada perasaan sebagai sama-sama pendatang untuk saling menolong sekedar menjelaskan dan menunjukkan arah dan jalan di Jakarta. Di dalam kereta api (Commuter line) pun, laki-laki akan mendahulukan ibu-ibu atau wanita nya terlebih dahulu yang duduk dan semua kereta api di Jakarta  kini sudah dilengkapi dengan fasilitas AC yang bagian depan dan belakangnya tersedia gerbong khusus wanita, juga tidak diperbolehkan merokok dan ada penjual di dalamnya. Di dalam gerbong wanita ini pun tanpa dikomando pasti penumpang akan mendahulukan ibu-ibu hamil untuk duduk kalau memang keretanya lagi penuh. Harganya pun sangat-sangat murah hanya berkisar antara Rp.2.000,00 – 3.500,00, per rute perjalanan yang menghubungkan Jakarta dengan lokasi-lokasi suburbannya, commuter melayani lintas Jakarta-Bogor (Pulang Pergi/PP), Jakarta-Tanahabang (PP), Jakarta-Bekasi (PP),  Jakarta-Tangerang (PP), dan Jakarta-Serpong (PP). Dapat dipastikan kita akan terbebas dari macet bila berpegian dengan commuter line ini, hanya saja peraturan baru dari PT.Kereta Api Indonesia yang ditetapkan sejak awal bulan Agustus yang lalu bahwa setiap penumpang wajib membayar uang jaminan kartu sebesar Rp.5.000,- yang dapat di refund (ditukarkan kembali dengan uang) apabila kita sudah selesai berpergian. Di sisi lain, di sini harga barang seperti pakaian, alat elektronik dan  makanan sangatlah murah, jauh sekali dari harga di Aceh. Di Tanah Abang misalnya sebagai pusat grosir terbesar di Asia Tenggara, harga pakaian di sini bisa mencapai 50-75% lebih murah. Banyak juga tempat-tempat wisata lainnya yang sangat menarik untuk dikunjungi antaranya Kota Tua Jakarta yang memiliki museum-museum yang menyimpan banyak barang-barang bersejarah kota Jakarta pada masa Belanda dulu, Monumen Nasional (Monas) sebagai landmark Jakarta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), kebun binatang ragunan, dan lain sebagainya.
Kota tua Jakarta











No comments:

Post a Comment